MOMEN 17 AGUSTUS DALAM PERSEPETIF PEMBELAJARAN MENDALAM

 Artikel, Mekdi2025

            Tidak terasa lamanya, sudah 80 tahun bangsa Indonesia telah memperingati hari kemerdekaan sebagai cikal bakal berdirinya negara kita tercinta ini.  Umur yang begitu cukup tua bagi ukuran umur manusia yang seharusnya pada masa ini bangsa Indonesia sudah dapat menikmati hasil dari  perjuangan dari awal kemerdekaan sampai sekarang.  Pembangunan yang sudah dilaksanakan secara bertahap menunjukkan adanya upaya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup bangsa Indonesia, walaupun belum maksimal.  Namun demikian bangsa Indonesia tetap berharap perjuangan hidup ke depan harus berkesinambungan agar mencapai kehidupan lebih baik dari segala bidang.  Harapan ini tidak hanya terpaku pada satu aspek saja, tetapi secara luas di lini kehidupan yang harus secara continue terus berjalan, agar cita-cita bangsa Indonesia tetap terwujud. Semua memiliki optimisme bahwa bangsa bisa membangun untuk mencapai kesejahteraan rakyat banyak.    Semangat  1945 seharusnya menjadi pijakan menuju generasi emas tahun 2045.  Cita-cita yang begita mulai harus menjadi pemicu bagi kita semua untuk terus bekerja keras merubah bangsa ini menjadi lebih baik.  Tidak lah mudah untuk mengubah bangsa ini jika masyarakatnya tidak mendukung atas program yang telah digulirkan pemerintah yang tentunya bertujuan memperbaiki bangsa ini. Kebersamaan bangsa ini dalam membangun sangat dibutuhkan, agar semua harapan menjadi kenyataan dan hasilnya dapat kita nikmati bersama-sama secara merata dan berkeadilan.

            Pendidikan merupakan salah satu sektor penting yang mendapat perhatian banyak dari pemerintah.  Karena Pendidikan merupakan penghasil utama dari sumber-sumber daya yang akan mengisi di berbagai pekerjaan. Menurut penelitian, kondisi  Pendidikan di Indonesia belum menampakkan hasil yang otptimal.  Hal ini dikarenakan masih banyak tantangan yang kita hadapi terutama  pada kualitas pendidikan yang belum merata, keterbatasan akses di daerah terpencil, kurikulum yang kurang relevan, serta kesejahteraan guru yang belum optimal. Ini adalah beberapa tantatangan yang dianggap menjadi hambatan bagi kemajuan dunia Pendidikan di Indonesia.  Maka dari itu diperlukan upaya nyata bagi bangsa Indonesia untuk tetap bersemangat dalam membangun bangsa Indonesia, terutama  melalui aspek substansi pendidikan.  Upaya perbaikan bagi kondisi pendidikan di Indonesia yang dilakukan  mutlak harus  dilaksanakan oleh kita semua, karena Pendidikan dianggap menjadi ujung tombak bagi kemajuan bangsa ini.  Bangsa yang cerdas dalam ilmu dan karakter menjadi tujuan utama bagi pemerintah untuk mewujudkan bangsa hebat yang dapat dihargai baik oleh bangsanya sediri ataupun bangsa-bangsa di luar negeri. 

            Pembaharuan Pendidikan dilakukan pemerintah secara terus menerus, untuk menemukan formula yang tepat sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia dewasa ini.  Kita tahu bahwa pemberlakuan kurikulum telah berlaku sejak setelah kemerdekaan yang dikenal dengan Kurikulum 1947 (Rencana pembelajaran 1947).  Kurikulumm 1947 ini  menekankan pada pendidikan pikiran, pembentukan karakter warga negara, dan relevansi materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.    Kurikulum 1952: (Rencana Pelajaran Terurai 1952): Merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, dengan fokus pada satu mata pelajaran. Kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan 1964) Menekankan pada pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keterampilan, dan jasmani. Kurikulum 1968: Perubahan kurikulum seiring dengan perubahan sistem pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru, dengan materi yang saling berkaitan antar jenjang pendidikan. Kurikulum 1975: Dikembangkan dengan konsep "management by objective" yang populer saat itu, menekankan pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang terstruktur.  Kurikulum 1984: Merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975, dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau SAL (Student Active Learning).  Kurikulum 1994 Hasil kombinasi dari kurikulum 1975 dan 1984, dengan beberapa penyesuaian.  Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK):  Berfokus pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang tercermin dalam perilaku.  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006:  Memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah.  Kurikulum 2013 (K-13):  Menekankan pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terintegrasi, serta menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif.   Kurikulum Merdeka:  Kurikulum terbaru yang diperkenalkan pada tahun 2022, bertujuan untuk mengatasi krisis pembelajaran dan memberikan fleksibilitas bagi guru dan siswa.

Dari rentetan pergantian kurikulum diatas menunjukan adaya upaya pembenahan dari sistem pendidikan yang sudah ada, untuk mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat, sehingga pendidikan akan menuju yang lebih baik. Apabila kita simak dari awal pemberlakuan kurikulum setelah kemerdekaan,  isinya yang ingin dicapai memuat aspek pendidikan pikiran, kemudian penekanan terhadap karakter dan terakhir adanya penyampaian materi pembelajaran berdasarkan relevansi kehidupa sehari-hari.  Penerapan awal kurikulum dipandang belum sempurna, maka periode berikutnya kurikulum pun dirubah menjadi kurikulum yang berbeda dari setiap periode sampai pada akhirnya sekarang kita megenal kurikulum merdeka.  Kurikulum ini mulai diterapakan pada tahun 2022 sebagai pengganti dari kuikulum sebelumnya yakni kurtilas atau kurikulum tiga belas.  Kurikulum merdeka disusun untuk memberi keleluasaan kepada guru dan sekolah untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks peserta didik, dengan tujuan menghasilkan pembelajaran yang mendalam, relevan, dan menyenangkan.  Kurikulum ini mendorong siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan melibatkan unsur-unsur yang didalamnya untuk mendukung dan menghasilkan proses pembelajaran yang lebih optimal.   Untuk mendorong kesempurnaan dari penerapan kurikulum merdeka, maka pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dikenal dengan pendekatan PM (Pembelajaran Mendalam).   Pendekatan pembelajaran mendalam adalah strategi belajar yang tidak hanya mengejar hafalan (surface learning), tetapi mendorong peserta didik memahami konsep, mengaitkan pengetahuan, mengaplikasikan, dan merefleksi dalam kehidupan nyata. Dalam penerapanya di lapangan dalam menyusun kerangka Pembelajaran Mendalam terdiri dari  empat komponen utama dan dikenal dengan rumus 8-3-3-4:

1. 8 Dimensi Profil Lulusan

Menjadi sasaran pengembangan karakter dan kompetensi siswa, yaitu:

  • Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan YME
  • Kewargaan
  • Penalaran Kritis
  • Kreativitas
  • Kolaborasi
  • Kemandirian
  • Kesehatan
  • Komunik

2. 3 Prinsip Pembelajaran Mendalam

     Menumbuhkan proses belajar yang mendalam dan bermakna melalui:

  • Berkesadaran (Mindful Learning) — siswa memahami apa, mengapa, dan bagaimana mereka belajar
  • Bermakna (Meaningful Learning) — materi relevan dan kontekstual dengan kehidupan nyata siswa
  • Menggembirakan (Joyful Learning) — proses belajar menyenangkan, memotivasi, dan aktif

3. 3 Pengalaman Belajar Mendalam

      Tahapan yang memperdalam pemahaman sekaligus refleksi siswa:

  • Memahami — internalisasi konsep dan gagasan secara menyeluruh
  • Mengaplikasikan — menguji konsep dalam konteks nyata
  • Merefleksi — menilai kembali proses belajar untuk peningkatan selanjutnya

 4. 4 Kerangka Penguatan Proses Belajar

      Elemen pendukung ekosistem pembelajaran agar berjalan efektif:

  • Praktik Pedagogik — pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran aktif dan berpusat pada siswa
  • Lingkungan Pembelajaran — ruang yang inklusif, aman, dan kondusif untuk berpikir dan berekspresi
  • Pemanfaatan Digital — teknologi yang memperkaya akses, kolaborasi, dan kreativitas
  • Kemitraan Pembelajaran — kolaborasi dengan orang tua, komunitas, dan dunia usaha

Pendekatan pembelajaran mendalam yang diterapkan pada kurikulum merdeka telah mengacu pada pengingkatan potensi belajar siswa secara optimal, karena didalamanya telah termuat berbagai komponen yang mendukung terhadap proses pembelajaran, sehingga hasilnya benar-benar terlihat dengan kemampuan anak mencapai prestasi baik akadamik mamupun non akademik yang diharapkan.@Yud2025

 

 

 


Popular posts from this blog